Selasa, September 08, 2009

TUGAS NASIONAL GURU

TUGAS NASIONAL GURU
UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PASAL 40 AYAT 2

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BERKEWAJIBAN

  1. MENCIPTAKAN SUASANA PENDIDIKAN YANG BERMAKNA, MENYENANGKAN,   KREATIF, DINAMIS DAN DIALOGIS.

  2. MEMPUNYAI KOMITMEN SECARA PROFESIONAL UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN .

  3. MEMBERI TELADAN DAN MENJAGA NAMA BAIK LEMBAGA, PROFESI, DAN KEDUDUKAN SESUAI DENGAN KEPERCAYAAN YANG DIBERIKAN KEPADANYA.

Ada kalanya seorang guru perlu membuat aturan-aturan yang intinya mengajari siswa supaya dapat belajar disiplin. Masalah kadang kerap timbul apabila batasan-batasan tersebut diterapkan kepada siswa yang memiliki kepribadian berbeda dengan teman sebayanya. Berbeda disini maksudnya memiliki perilaku yang lebih sulit dibina dibanding anak-anak lainnya.

Berikut beberapa saran bagi para guru supaya aturan-aturan yang dibuat dapat diterapkan pada siswa dengan mengurangi timbulnya masalah.

1. Buatlah aturan seminim mungkin

Aturan yang hendak dibuat hendaknya jelas dan langsung. Sehingga siswa langsung mengetahui mana batasan mereka. Jelaskan kepada mereka konsekuensi dari aturan tersebut, baik positif maupun negatif. Berikan hadiah, pujian atau simpati kepada mereka yang mematuhinya. Sedang bagi yang tidak, berikan hukuman yang yang dapat memotivasi kedisiplinan mereka.

2. Beri hadiah atau hukuman yang masuk akal.

Terangkan dengan sejelas-jelasnya kewajiban apa yang harus siswa kerjakan. Berikan pengertian kepada siswa yang bermasalah secara efektif. Jelaskan bahwa mereka adalah pemegang kendali atas kemampuan dan prilakunya masing-masing. Di akhir tugas, jelaskan bahwa dengan mengerjakan tugas tepat pada waktunya, biarpun terpaksa, toh akhirnya mereka juga dapat melakukan aktifitas lainnya yang disukai. Jadi mengerjakan tugas bukan penghalang untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan lainnya.

3. Banyaklah berkomunikasi dengan siswa

Selalu komunikasikan dengan siswa secara baik-baik segala hal yang ingin diterapkan kepada mereka. Berikan penjelasan dari sudut pandang sebagai seorang guru dan terangkan perkembangan apa saja yang telah diraih oleh setiap siswa. Walaupun efeknya tidak langsung terlihat, namun apabila dibiasakan siswa akan merasa tergerak untuk melakukan kewajiban mereka.


4. Bekerja sama dengan para siswa.

Walaupun aturan sudah dibuat dan siswa harus melaksanakannya, bukan berarti mereka tidak dapat diajak kerja sama. Berikan kepada mereka secara rutin : jadwal pembelajaran, lembaran tugas harian, dan daftar aturan serta konsekuensinya. Bantuan ini dapat dijadikan referensi bagi siswa untuk melakukan kewajiban dengan baik.

5. Bersikap dan berpikir positif.

Sekeras apapun disiplin yang dibuat, tidak berarti berupa pemaksaan atau kekerasan kepada murid. Berikan kepada siswa pilihan. Jadikan hal tersebut topik dari segala komunikasi dengan siswa. Pada siswa yang selalu terlambat mengerjakan tugas, misalnya, beri pilihan untuk berusaha lebih keras lagi atau akan kehilangan jatah waktu istirahatnya. Biasanya pendekatan ini akan membuat siswa menjadi termotivasi sendiri.

6. Pendekatan kepada siswa yang bermasalah.

Apabila ingin memberikan pengertian kepada siswa yang sering lalai atau bermasalah, gunakan pendekatan yang tidak mencolok perhatian siswa lainnya. Apabila tidak dapat berbicara langsung pada ruangan tersendiri, alihkan perhatian siswa lainnya dengan memberikan pekerjaan ringan. Ajaklah berdiskusi, karena mungkin faktor kelalaian mereka bisa berupa stress atau tekanan akademis yang terlalu berat. Bisa juga karena mereka memiliki energi yang berlebih sehingga susah untuk berkonsentrasi cukup lama pada satu mata pelajaran. Bantulah mereka untuk mengatasi masalah tersebut.

Sumber : www.teachervision.fen.com

Anak sekolah tentu mengetahui apa yang disebut dengan ilmu pasti. Matematika, Fisika, dan Kimia, adalah tiga diantaranya. Bagi sebagian siswa, dari generasi ke generasi, mungkin ketiga pelajaran tersebut bukanlah menjadi pelajaran favorit. Selain terkesan sulit, biasanya guru-guru pengajar ilmu pasti cenderung dianggap tidak menyenangkan.

Dalam era kemajuan teknologi yang terjadi sekarang ini, penggunaan komputer sangat diperlukan di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan, yang menjadi peran utama dalam pembentukan sumber daya manusia dan diberikan sejak dini pada anak-anak. Pendidikan anak dari usia dini sangat diperlukan, karena pada tahap tersebut sistem pengajaran akan mempengaruhi tingkah laku dan pola berpikir mereka. Rasa keingintahuan mereka akan timbul dikala menemukan hal-hal baru dan mereka memiliki kecenderungan untuk mencobanya. Salah satu pendidikan yang dapat diberikan sejak dini adalah penggunaan komputer yang telah diberikan mulai dari Sekolah Dasar.

Komputer merupakan media yang dapat menyuguhkan suatu tampilan yang menarik, interaktif, dan atraktif yaitu dengan penggabungan teks, gambar, animasi, video dan suara yang disatukan oleh komputer untuk disimpan, diproses dan disajikan kepada user yang biasa disebut sebagai multimedia. Dibandingkan informasi dalam bentuk teks (angka dan huruf) yang umum diperoleh dari buku saat ini, informasi dalam bentuk multimedia dapat diterima dengan kedua indera penglihatan dan pendengaran, lebih mendekati bentuk aslinya dalam dunia sebenarnya. Komputer tidak hanya digunakan sebagai mesin ketik ataupun alat hitung saja, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana pendidikan sekaligus hiburan bagi anak-anak.

    Komputer dan Matematika dapat saling berkait satu sama lain. Komputer dapat digunakan sebagai 'alat' untuk membuat matematika terlihat lebih mudah, dan menyenangkan. Bila dulu belajar Matematika hanya mengandalkan rumus-rumus yang terdapat dalam buku pelajaran, sekarang hal itu dapat lebih dideskripsikan melalui komputer. Contohnya, dengan penggunaan fasilitas komputer pada pelajaran Matematika, Ia bisa menggambarkan sebuah benda dengan ruang dimensi tiga, ataupun menggambarkan grafik, menjadi lebih mudah, dan cepat. Hal ini tentunya menambah tingkat kreativitas pada diri siswa dan mereka lebih mengerti akan penggunaan komputer itu sendiri.

Contohnya, pengemasan Matematika ke dalam unsur TI dapat menggunakan sistem yang sederhana. Misalnya dengan menggunakan Power Point. Dengan menggunakan Power Point, dapat memaksimalkan program tersebut untuk mengemas materi pelajaran Matematika sehingga menjadi lebih menarik untuk dilihat, dan mudah untuk diikuti oleh siswa. Sehingga siswa menjadi terpancing untuk belajar Matematika, dan siswa dapat merasakan nikmatnya belajar Matematika. 

source...www.sdpemudabangsa.com

Kesulitan Belajar pada Anak

Kesulitan belajar sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Beberapa ilmuwan terkemuka pernah mengalaminya, antara lain Thomas Alva Edison, Albert Einstein, dan Hans Christian Anderson. Kejadian ini merupakan bentuk kesulitan belajar yang pertama kali ditemukan.

    Kasus ini meliputi banyak aspek, yaitu membaca, menulis, mengeja, dan matematika. Anak yang mengalaminya pasti memiliki kelebihan dibidang lainnya. Karena itu, orang tua perlu memahami anak. Tak hanya melihat kelemahannya, tetapi lebih menonjolkan kemampuan anak di bidang lain. Angka kejadiannya belum diketahui pasti, namun berkisar 5%-10%. Laki-laki yang mengalaminya tiga kali lebih banyak dibanding perempuan.

    Umumnya, guru merupakan orang pertama yang dapat mendeteksi kesulitan belajar pada anak karena dapat segera melihat perbedaan kemampuan dan perilaku anak tersebut daripada teman-teman seusianya. Tetapi, terkadang, ada juga orang tua yang bisa mengetahuinya. Kesulitan belajar biasanya terdiagnosis ketika anak sekolah. Hal ini menjadi masalah saat anak berusia delapan tahun atau lebih karena pada usia itu, tuntutan kemampuan akademik sudah lebih tinggi.

    Penyebabnya belum jelas, sangat jarang ditemukan kelainan neurologis pada anak dengan kesulitan belajar. Dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu genetik sehingga ditemukan angka kejadian laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, yang diduga berkaitan dengan efek pada kromosom X. Lalu, faktor lingkungan, seperti dalam kehamilan, persalinan, masa neonatus, serta pencemaran logam berat. Tiap anak bisa menderita satu atau lebih kesulitan belajar yang spesifik. Kejadian yang paling sering dijumpai adalah:

Kesulitan membaca

    Gejalanya antara lain sulit membedakan bentuk huruf tertentu, seperti b dan d. Atau tak bisa membaca dengan suara keras, irama yang monoton ketika membaca, cenderung mengikuti tulisan yang hendak dibaca dengan jari. Anak normal biasanya telah mampu membaca pada usia 6-7 tahun. Pedoman untuk meningkatkan kemampuan membaca anak adalah memilih waktu saat orang tua dan anak dalam suasana nyaman, tidak sedang lelah atau lapar, tanpa gangguan anggota keluarga yang lain, memakai buku pedoman yang sama dengan yang digunakan di sekolah, memilih ruang belajar yang nyaman dengan penerangan yang baik, pada tahap awal anak boleh memakai jari atau pensil untuk mengikuti kata-kata yang dibaca, orang tua dan anak bergantian membaca untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan rasa percaya diri anak, serta lebih banyak cerita yang bisa dibaca.

    Ketika anak mulai lancar membaca, biarkan dia menyelesaikan bacaan itu sendiri. Waktu yang digunakan jangan terlalu lama, mulai dari 5 menit, dan ditingkatkan bertahap sampai 15 menit. Bila ada yang salah dibaca, jangan segera dikritik, tunggu sampai akhir kalimat. Hindari komentar negati. Jangan cemas bila tahap awal anak membaca dengan irama yang monoton. Pada akhir bacaan, diskusikan isi bacaan tersebut.

Kesulitan mengeja

Keadaan ini ditandai dengan kesulitan bermakna dalam menuliskan kata-kata dengan ejaan yang benar. Hal itu sering dialami bersamaan dengan kesulitan membaca. Pengajaran dimulai dengan kata-kata yang telah dikenal anak. Tiap hari dilatih dengan jumlah kata yang tidak terlalu banyak. Anak diminta membaca serta mengingat kata-kata yang ditulis di kartu dan diminta menuliskannya lagi di kertas kosong. Bila kesulitan, dibantu dengan mendikte tiap hurup. Bila anak berhasil menulis dengan benar berikan pujian.

Kesulitan menulis

Anak tersebut tak mampu berkomunikasi secara tertulis. Kerap ditemukan kesalahan dalam ejaan, tanda baca, dan pemakaian huruf kapital, lalu bentuk huruf yang ditulis sangatu buruk.. Kejadian ini relatif jarang terdeteksi. Anak bersangkutan terkadang bisa menulis dengan lebih baik bila diberikan waktu yang lama. Kelainan ini bisa akibat gangguan konsentrasi dan pemusatan perhatian, memori visual, dan koordinasi motorik halus. Agar dapat menulis dengan baik, diperhatikan dulu cara duduk yang benar ketika menulis, yaitu duduk tegak, kaki menyentuh lantai, serta kedua lengan di atas meja.

Kesulitan berhitung

Kesulitan ini paling banyak mendapat perhatian. Dalam hal aritmetika, bisa merupakan kelainan tersendiri, atau bagian dari kesulitan belajar yang lain. Cara mengatasinya, metode pengajaran yang digunakan mesti sama dengan yang diajarkan di sekolah agar anak tidak semakin binggung.

Ciri-Ciri Orang yang Inovatif

Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea Champions, mengetengahkan tentang kualitas dari seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.
  2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa ke kaguman (sense of awe)
  3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha.
  4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.
  5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.
  6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan.
  7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
  8. Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.
  9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang lain.
  10. Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan
  11. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
  12. Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
  13. Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”
  14. Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
  15. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
  16. Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.
  17. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
  18. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah
  19. Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
  20. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.

1. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.

Bawalah semua alat tulis yang Anda butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

2. Tenang dan percaya diri.

Ingatkan dirimu bahwa Anda sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

3. Bersantailah tapi waspada.

Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian.

4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)

Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika Anda membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

5. Jawab soal-soal ujian secara strategis.

Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang Anda ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya Anda kerjakan adalah:

 - soal paling sulit,

 - yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya,

 - memiliki nilai terkecil.

6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.

Mula-mulai, abaikan jawaban yang Anda tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat Anda abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika Anda tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan.

7. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.

Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin Anda tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak Anda diskusikan dulu.

8. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.

Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil.

9. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.

Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah Anda menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa Anda telah menyelesaikan semua pertanyaan.

10. Analisa hasil ujianmu.

6 Mithos tentang Kreativitas

Teresa Amabile telah melakukan studi tentang kreativitas hampir selama 30 tahun, melalui  kerjasamanya dengan para mahasiswa kandidat Ph.D, manajer berbagai jenis perusahaan dan  mengumpulkan 12 000 jurnal harian dan serta berbagai aktivitas lainnya yang terkait dengan proyek kreativitas. Berdasarkan hasil telaahannya dia mengungkapkan 6 mithos tentang kreativitas yang terjadi selama ini. Keenam mithos tersebut adalah.

1. Creativity Comes From Creative Types

Ada anggapan bahwa kreativitas seolah-seolah hanya berasal dan milik kalangan atau golongan tertentu, misalnya kelompok orang-orang yang bergerak dalam bidang R & D, marketing atau advertising, yang didukung dengan bakat, pengalaman, serta  kecerdasan yang luar biasa.  Namun studi yang dilakukan menunjukkan bahwa seseorang  yang memiliki kecerdasan normal pun sesungguhnya dapat memiliki kemampuan untuk bekerja secara kreatif, hanya mereka kadang-kadang tidak menyadari potensi kreatifnya, karena mereka bekerja atau berada pada lingkungan yang mengahalangi tumbuhnya motivasi intrinsik. Motivasi instrinsik inilah justru merupakan faktor yang dianggap dapat menyalakan seseorang untuk bekerja secara kreatif.

2. Money Is a Creativity Motivator

Banyak orang beranggapan bahwa uang dianggap sebagai pemicu dan pendorong kreativitas. Studi eksperimental yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ternyata uang bukanlah apa-apa. Ketika ditanyakan kepada sejumlah orang: “Termotivasi oleh penghargaan (baca: bonus) apa hari ini Anda bekerja?. Mereka menjawab “ Itu pertanyaan yang tidak relevan”. Hal ini menunjukkan bahwa dalam bekerja mereka tidak hanya berfikir tentang berapa upah yang harus diterima per harinya.

Tentunya setiap orang membutuhkan kompensasi yang adil atas kinerjanya, tetapi ternyata banyak orang cenderung meletakkan nilai–nilai (value) yang lebih jauh, dan tidak hanya sekedar uang. Orang menjadi sangat kreatif tatkala lingkungan kerja memberikan ruang yang terbuka bagi dirinya  untuk berkreasi dan memperoleh perluasan keterampilan untuk kemajuan nyata dalam bekerjanya. Hal yang penting agar orang menjadi kreatif adalah berusaha menempatkan mereka tidak hanya berdasarkan pengalaman kerja semata tetapi juga harus memperhatikan minatnya (interest), sehingga mereka akan lebih peduli terhadap apa yang dikerjakannya.

3. Time Pressure Fuels Creativity

Banyak orang berfikiran bahwa orang menjadi kreatif ketika dia bekerja di bawah tekanan deadline. Namun hasil studi  menunjukkan kebalikannnya. Orang menjadi miskin kreativitas ketika harus bertempur dengan waktu. Tekanan waktu yang hebat dapat mencekik kreativitas sehingga dalam bekerja mereka tidak mampu lagi untuk berusaha mendalami masalah-masalah yang ada.

Kreativitas mensyaratkan adanya masa inkubasi, orang membutuhkan waktu untuk mendalami suatu masalah dan membiarkan untuk menggelembungkan segala pemikirannya.

Bekerja dengan deadline akan menimbulkan banyak masalah sehingga banyak menyita waktu mereka untuk melakukan terobosan-terobosan pemikiran kreatifnya. Agar orang menjadi  kreatif harus terlindungi dari berbagai gangguan atau masalah, sehingga dia dapat lebih fokus dalam bekerjanya.

4. Fear Forces Breakthroughs

Seringkali orang beranggapan bahwa ketakutan, kecemasan dan kesedihan akan menjadi kekekuatan seseorang untuk menjadi kreatif, sebagaimana banyak dibicarakan dalam beberapa literatur psikologi. Tetapi hasil studi tidak melihat ke arah itu. Kreativitas muncul justru pada saat orang merasa senang dan bahagia dalam bekerja. Terdapat korelasi antara kebahagiaan seseorang dalam bekerja dengan tingkat kreativitasnya. Bahkan, kebahagaian seseorang pada suatu hari seringkali menjadi ramalan kreativitasnya pada hari berikutnya

5. Competition Beats Collaboration

Ada semacam keyakinan, khususnya di kalangan dunia industri high –tech dan keuangan bahwa kompetisi internal dapat membantu terciptanya inovasi. Namun hasil survey menunjukkan bahwa kreativitas justru muncul pada saat orang bekerja secara kolaboratif. Melaui team work orang dapat menunjukkan rasa percaya dirinya, saling berbagi dan memperdebatkan berbagai pemikirannya. Namun ketika orang harus dikompetisikan malah mereka menjadi enggan dan menghentikan untuk saling berbagi informasi dan pengalamannya.

6. A Streamlined Organization Is a Creative Organization

Banyak orang beranggapan bahwa organisasi yang ramping adalah organisasi yang kreatif. Memang benar, bahwa ukuran organisasi yang besar seringkali mengalami kesulitan untuk mengendalikan karyawan.  Tetapi jika, tabah dan bersabar menghadapinya justru akan menghasilkan kekuatan, kreativitas dan kolaborasi. Yang terpenting disini adalah bagaimana setiap orang dapat diberikan kesempatan untuk bekerja secara otonom dan mencintai pekerjaannya, memiliki komitmen,  terjalin komunikasi dan kolaborasi, sehingga pada suatu saat kreativitas akan muncul dengan sendirinya.

Sumber: adaptasi dan disarikan dari “The 6 Myths Of Creativity” karya Bill Breen (2004)

Kiat Berhasil Menangani Siswa

     Kadang Anda sebagai guru direpotkan dengan seorang siswa yang berperilaku susah diatur. Mungkin berbagai macam cara sopan untuk menegur siswa tersebut sudah pernah dilakukan, tapi tidak pernah berhasil. Ada baiknya Anda memulai jalan lain untuk menyadarkannya, tanpa harus mengurangi rasa sayang kepadanya.

Jalan tersebut adalah dengan menerapkan kedisiplinan dan juga ketegasan. Namun, jangan sampai berbagai masalah yang ada melupakan profesi Anda sebagai pengajar. Misi dan penghargaan terbesar bagi seorang guru adalah mampu menumbuhkan kecintaan belajar pada setiap siswanya.

Mengajari bagaimana caranya menangkap ikan tentu lebih bermanfaat ketimbang hanya memberi ikannya saja. Begitu juga dalam pembelajaran. Sebaiknya siswa tidak hanya diberi materi pelajaran saja, namun yang terpenting adalah membangun rasa keinginan untuk selalu belajar. Siswa berhak mengetahui apa makna dan tujuan dari belajar selain untuk mendapatkan nilai yang bagus. Begitu siswa sudah menangkap makna tersebut, penyampaian materi tentu terasa akan lebih mudah dan menyenangkan.

Berikut kiat-kiat yang dapat Anda gunakan dalam memberikan materi pembelajaran kapada para siswa, termasuk yang bermasalah sekalipun :

- Bersikaplah terbuka.

Tekadkan dalam hati bahwa yang akan Anda pergunakan adalah solusi saling menguntungkan (win-win solution) bukan pertempuran untuk saling mengalahkan. Perilaku murid mungkin dapat memberi Anda jalan untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Yakinlah kalau setiap masalah selalu ada solusinya, kecuali Anda memilih untuk menyerah. Berpikir objektif. Hindari mempermasalahkan perbedaan sikap antara Anda dengan siswa. Ingatlah lagi kalau ini bukan medan pertempuran pribadi. Siswa harus mengetahui nilai permasalahan dan solusi tepat untuk mengatasinya.

- Mau mendengar.

Apa yang dikatakan, diminta atau dibutuhkan murid? Kadang murid cenderung bersikap tertutup dengan gurunya. Ada baiknya Anda menanyai langsung mereka atau memberikan semacam kuesioner / angket.

- Membangun sikap positif.

Temukan sisi baik dari setiap murid atau setidaknya segi positif yang Anda sukai. Bahkan sebenarnya dari siswa yang bermasalah sekalipun bisa diketahui adanya keberanian untuk mengambil resiko atau menjadi berbeda dengan yang lain. Terjemahkan perilaku negatif tersebut menjadi sesuatu yang bernilai positif dengan mengarahkan atau membimbing mereka untuk sesuatu yang benar.

Apa sebenarnya yang didapat siswa apabila selalu menimbulkan masalah? Ketahui konsekuensinya. Apakah mereka membutuhkan perhatian? Kalau begitu, mungkin mereka justru mengharapkan kemarahan Anda supaya mendapat perhatian lebih. Bagaimana kalau Anda mengubah perhatian tersebut menjadi sesuatu yang sehat. Caranya dengan mengarahkan atau menyalurkan potensi mereka pada berbagai kesempatan, proyek atau acara yang diminati. Mungkin saja permasalahan bersumber pada keinginan mereka untuk menjadi populer dan sukses di bidang olah raga, musik atau hobi.

Dukung sepenuhnya siswa dengan memberikan arahan supaya mereka dapat mengekspresikan kemampuan mereka secara positif. Dengan demikian Anda tidak saja dapat memberikan perhatian yang mereka butuhkan, namun yang terpenting memberi kesempatan bagi siswa untuk maju.


- Kaji ulang pengharapan Anda.

Ada baiknya Anda mengecek ulang pengharapan dan keyakinan terhadap setiap siswa. Apakah yang Anda harapkan sebenarnya dari mereka? Bertukar pikiran dengan mengajak siswa, terutama yang bermasalah, untuk berdiskusi adalah jalan yang bijaksana. Ketahui dulu kebutuhan atau keinginan siswa yang mungkin selama ini dipendam. Musyawarah mencari jalan keluar tidak akan pernah merugikan siapa pun, bahkan bisa merubah cara pandang siswa selama ini.

- Hargai siswa.

Setiap manusia ingin selalu dihargai, begitupun siswa. Ajaklah mereka bekerja sama demi kebaikan. Ini lebih baik ketimbang selalu melakukan perlawanan atau pertahanan terhadap kebutuhan siswa. Jadikan diri Anda sebagai guru pembimbing yang selalu terbuka dengan para siswanya.

Jangan segan-segan untuk memberi pujian dan perhatian apabila memang siswa telah melakukan sesuatu yang positif. Kenali semua perbuatan yang telah dilakukan siswa dan juga Anda. Pujian atau penghargaan bisa diungkapkan melalui kata, perbuatan atau cukup dengan perhatian yang mendalam.

Peliharalah terus perhatian Anda terhadap siswa. Kekuatan Anda sebagai pengajar akan hilang apabila timbul perasaan frustasi, kemarahan, benci atau dikorbankan. Dengan memperlihatkan dan mengekspresikan sikap positif kepada para siswa, secara langsung Anda telah membuat contoh teladan bagi mereka untuk bersikap sama terhadap Anda, dan juga para guru lainnya.


Sumber : Tough Love, www.familyeducation.com, 2003

Tips Bersahabat dengan Siswa

Menangani siswa dengan beraneka sifat memang tidak mudah. Berikut ada saran-saran yang bisa dipakai bagi para wali kelas untuk menjadi lebih dekat dengan para siswanya.

  1. Buat keakraban dengan membuat sebuah papan yang memajang karya seni    masing-masing siswa lengkap dengan namanya. Gantungkan di dinding kelas supaya dapat terlihat oleh siapa pun.

  2. Hargai segala kegiatan dan perilaku positif yang telah dilakukan siswa. Anda dapat menyampaikan pujian atau semangat kepada siswa melalui catatan kecil. Lebih baik lagi kalau berita gembira tersebut disampaikan pula kepada orang tua mereka melalui telepon atau bertatap muka secara langsung.

  3. Apabila siswa melakukan suatu perilaku yang tidak baik tegurlah dengan kata-kata yang tidak menyakiti harga diri mereka. Anda dapat mengatakan, "Saya tidak suka kalau kamu menendang kursi. Ceritakan kepada saya apa yang telah membuatmu marah. Mungkin saya dapat membantumu." Ucapan tersebut dapat membuat siswa sadar akan perbuatannya tanpa harus menyakiti hatinya.

  4. Ada baiknya secara berkala mengadakan diskusi bersama dengan para siswa di kelas asuhan Anda. Anda dapat membahas masalah seputar perilaku masing-masing siswa dengan mendengarnya secara langsung dari sudut pandang mereka.

  5. Berikan kenangan manis pada saat ulang tahun siswa melalui kartu, kue atau mungkin sebuah kegiatan unik yang spesial, misalnya doa bersama atau menyanyikan lagu ulang tahun. Siswa akan sangat menghargai setiap perhatian yang diberikan kepadanya.

  6. Apabila Anda melakukan kesalahan di depan para siswa, jangan ragu untuk mengakuinya. Tidak ada manusia yang sempurna, namun yang terpenting adalah kemampuan kita untuk menerima dan menyadari kesalahan tersebut. Siswa pun akan banyak belajar dari sikap Anda.

  7. Ajaklah siswa untuk membuat pernyataan positif tentang dirinya sendiri. Mulailah dari kata-kata dibawah ini. Sedikit banyak cara ini dapat membangun kepercayaan diri mereka.

Atasi Kesulitan Belajar Anak

KESULITAN belajar pada anak merupakan masalah yang cukup kompleks dan sering membuat orangtua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar banyak ditemukan pada anak usia sekolah.
Pola belajar anak, memang dibentuk saat di sekolah dasar. Sesuai dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan pembentukan karakternya. Di masa kini anak tidak hanya belajar menghitung, membaca, atau menghafal pengetahuan umum, tapi juga belajar tentang tanggung jawab, skala nilai moral, skala nilai prioritas dalam kegiatannya.
Masalah disiplin juga tidak kalah pentingnya. Anak-anak sejak kecil sudah harus ditanamkan disiplin. Jika, tidak sangat menentukan perkembangan karakter anak tersebut. Di dalam kebudayaan Bugis-Makassar ada istilah macanga-canga atau memandang enteng persoalan. Sering menunda-nunda jadwal belajar.
Dalam menghadapi perilaku anak seperti ini, dalalm artikel Ibu Anak disebutkan setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan. Namun, sebelum memperhatikan hal tersebut, orangtua hendaknya tidak mudah jatuh iba sehingga mengambil alih tugas anak. Tentu dengan tujuan meringankan agar mereka bisa mengerjakan pekerjaan rumah misalnya.
Sekali lagi orangtua tidak dianjurkan membantu anak dengan cara mengambil alih, tapi bagaimana menuntun anak agar pekerjaan rumah dikerjakan sendiri dalam situasi menyenangkan.
1. Perhatikan Mood
Untuk mengenal mood anak, seorang ibu harus mengenal karakter dan kebiasaan belajar anak. Apakah anak belajar dengan senang hati atau dalam keadaan kesal. Jika belajar dalam suasana hati yang senang, maka apa yang akan dipelajari lebih cepat ditangkap. Bila saat belajar, ia merasa kesal, coba untuk mencari tahu penyebab munculnya rasa kesal itu. Apakah karena pelajaran yang sulit atau karena konsentrasi yang pecah. Nah di sini tugas orangtua untuk menyenangkan hati si anak.
2. Siapkan Ruang Belajar
Kesulitan belajar anak bisa juga karena tempat yang tersedia tidak memadai. Karena itu, coba sediakan tempat belajar untuk anak. Jika kesulitan itu muncul karena tidak tersedianya meja, maka ajaklah anak belajar di meja makan didampingi orangtuanya. Tentu sebelum belajar meja makan harus dibersihkan lebih dahulu. Selain itu, saat mengajari anak ini Anda bisa melakukannya dengan menularkan cara belajar yang baik. Misalnya bercerita kepada anak tentang bagaimana dahulu ibunya menyelesaikan mata pelajaran yang dianggap sulit. Biasanya anak cepat larut dengan cerita ibunya sehingga ia mencoba mencocok-cocokkan dengan apa yang dijalaninya sekarang.
3. Komunikasi
Masa kecil kita, pelajaran yang disukai tergantung bagaimana cara guru itu mengajar. Tidak bisa dipungkiri perhatian terhadap mata pelajaran, tentu ada kaitan dengan cara guru mengajar di kelas. Sempatkan juga waktu dan dengarkan anak-anak bercerita tentang bagaimana cara guru mereka mengajar di sekolah. Jika, anak Anda aktif maka banyak sekali cerita yang lahir termasuk bagaimana guru kelas memperhatikan baju, ikat rambut, dan sepatunya. Khusus soal komunikasi ini, biarkan anak-anak bercerita tentang gurunya. Sejak dini biasakan anak berperilaku sportif dan pandai menyampaikan pendapatnya.

Kamis, September 03, 2009

Pernahkah Anda melihat computer dengan bahasa Indonesia atau bahasa lain selain bahasa Inggris? Ternyata computer Anda juga menggunakan interface selain bahasa inggirs. Dengan Tambahan files bahasa, Anda dapat mengubah tampilan bahasa di computer Anda, jadi anda bisa melihat wizard, kotak dialog, menu, help topics, dan item yang lain dalam Microsoft Windows dengan bahasa yang berbeda.

 Caranya adalah sebagai berikut :

  1. Download Windows Vista / XP multi lingual Interface pack dan Windows Vista / XP Language untuk mengubah bahasa dari Microsoft Windows yang Anda gunakan  di website resmi Microsoft dengan alamat www.microsoft.com- Untuk Microsft Officenya, Download Office Language Package- 
  2. Jika sudah selesai proses download, jalankankan program tersebut dengan cara klik 2x pada filenya- 
  3. Restart Komputer Anda.
  4. JIka anda merasa kesulitan/tak terbiasa dengan Windows/Office bahasa Indonesia, anda mengembalikannya dengan cara mengUninstall program tersebut.
Sumber : www.microsoft.com



Catatan :
- Hanya berlaku untuk Microsft Windows XP/Vista
- Untuk Microsft Office, Berlaku untuk Microsft Office 2003/2007
- Hanya berlaku jika OS Windows  yang anda Gunakan Genuine (asli/bukan bajakan).